Sementara itu, dalam kesempatan wawancara, Firman Utina meminta maaf kepada seluruh supporter timnas atas kegagalannya meraih piala AFF untuk pertama kalinya. Firman juga minta maaf atas kegagalannya mengeksekusi tendangan pinalti. Menurut Firman, dia mendapat tanggung jawab untuk melakukan tendangan pinalti dari Coach Alfred Riedl, kalau mental tidak siap, maka Firman harus memberikan kesempatan untuk pemain lain. Sayangnya, tak satupun pemain yang siap, dan mau tidak mau, suka tidak suka, Firman harus melakukan tendangan finalti tersebut. Dan memang keberuntungan sedang berada pada timnas Malaysia, kiper Malaysia dapat membaca arah tendangan Firman dan menangkapnya dengan sempurna.
Pada babak kedua Indonesia tampil lebih menekan, tetapi pada menit ke 53, keadaan justru berbalik, serangan balik dari Safee berhasil membobol gawang Markus Haris Maulana dan agregat Indonesia menjadi 4-0 setelah pada leg I Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia. Ketinggalan satu gol membuat Alfred memutar otak, dia memasukkan Bambang Pamungkas dan Eka Ramdani, dan benar juga, tekanan semakin meningkat. Dua gol berhasil di sarangkan Indonesia melalui kaki Nasuha dan M Ridwan. sehingga Indonesia unggul 2-1. Hingga akhir pertandingan kedudukan tak berubah. Meski Indonesia menang tetapi kalah agregat dari Malaysia 4-2, dan timnas Indonesia harus puas dengan posisi runner up piala AFF 2010.
Dari 7 pertandingan timnas Indonesia bermain sangat baik dalam 6 pertandingan. Hanya sekali timnas Indonesia bermain buruk, yakni ketika Indonesia bertandang ke Malaysia pada laga final leg I dan timnas Indonesia harus kalah 0-3. 7 kali bertanding, 6 kali menang. Sayangnya kekalahan yang di alami Indonesia pada waktu yang sangat tidak tepat. Sementara itu Malaysia hanya menang 3 kali dari 7 pertandingan, yakni ketika melawan Laos pada penyisihan grup, Vietnam pada semi final dan Indonesia pada babak final leg I. Malaysia dikalahkan 2 kali oleh timnas Indonesia. Selebihnya Malaysia hanya bermain seri.
Kegagalan Indonesia mengangkat tropi piala AFF 2010 tidak membuat para supporter kecewa. Mereka mengaku bangga atas perjuangan timnas garuda. Selain itu acungan jempol juga untuk para supporter Indonesia yang bertindak sportif. Tidak ada laser, tidak ada petasan, tidak rusuh. Hal ini berkebalikan sewaktu timnas Indonesia bertandang ke Malaysia yang mengalami beberapa teror. Teror pertama ketika hendak latihan, bus yang akan digunakan untuk mengangkut timnas untuk latihan ternyata terlambat cukup lama. Kedua lapangan tempat timnas Indonesia sudah ditaburi sesuatu yang membuat gatal-gatal para pemain Indonesia. Yang ketiga ulah para supporter yang menggunakan laser dan petasan. Salut untuk timnas, salut untuk para supporter. Keep sportif.
Klik tombol untuk share di facebook Anda!
0 comments:
Post a Comment