Sepanjang babak pertama, Timnas Indonesia bermain cukup baik, tetapi di babak kedua, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan harus kocar-kacir. Markus Haris Maulana seperti bertarung tanpa tameng, para pemain belakang yang seharusnya membantu Markus Horison, justru sering kali melakukan kesalahan. Kekalahan telak pun tak terelakkan. Timnas Uruguay berhasil menambah 5 gol pada babak kedua. Hat-trick Luis Suarez dan Edinson Cavani membuat skor akhir menjadi 1-7 untuk kemenangan Uruguay.
Banyak kalangan menilai kekalahan telak Indonesia dari Uruguay adalah hal wajar. Uruguay berada di peringkat 7 dunia, sedangkan Indonesia berada di peringkat 137, memang ibarat langit dan bumi. Tetapi tidak sedikit juga yang berkomentar miring. Ada yang mengatakan kekalahan Indonesia memalukan, bahkan pada saat siaran di TVOne pasca pertandingan beberapa penonton berteriak agar Nurdin mundur. Mungkin itu merupakan luapan kekecewaan supporter Indonesia atas minimnya prestasi sepakbola kita.
Saya sendiri menilai biarlah Indonesia kalah telak atas Uruguay, malu pasti, tetapi menang memang target yang sulit dicapai melawan tim sekelas timnas Uruguay. Ada banyak tujuan lain dari pertandingan Indoneia vs Uruguay ini. Pertama tentu saja adalah untuk pengalaman para pemain timnas dan menambah jam terbang melawan tim Internasional berkelas, bukan hanya pengalaman, tetapi para pemain setidaknya dapat belajar dari mereka. Yang kedua, pertandingan berlangsung aman tanpa ada kericuhan, baik para pemain maupun supporter yang mungkin kecewa semuanya tidak anarkis. Hal ini tentulah mempunyai nilai tersendiri, setidaknya tim lain yang akan melakukan pertandingan persahabatan di Indonesia tidak perlu takut seperti yang pernah terjadi ketika MU membatalkan untuk bertanding melawan timnas Indonesia di Gelora Bung Karno. Yang ketiga, setidaknya ini menjadi cambuk bagi para pemain, dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk membangun semangat dalam meningkatkan kualitas persepakbolaan kita.
Klik tombol untuk share di facebook Anda!
0 comments:
Post a Comment